Banyak pihak menyatakan bahwa semua orang harus memiliki asuransi jiwa. Bahkan dengan menguraikan alasan mengapa kita harus memiliki asuransi jiwa. Sebaliknya, menurut kami tidak demikian.
Artikel ini akan menunjukkan 5 ciri dari orang yang tidak harus memiliki asuransi. Sehingga setelah membacanya, kita dapat mengidentifikasi apakah kita sendiri termasuk orang yang harus memiliki asuransi jiwa atau tidak.
1. Tidak Memiliki Hutang
Ciri pertama dari orang yang tidak harus memiliki asuransi jiwa adalah bahwa orang tersebut tidak memiliki hutang. Atau orang tersebut tidak berhutang ke siapapun atau ke pihak manapun juga.
Di era modern saat ini, hutang atau utang, atau kredit telah menjadi bagian dari hampir seluruh aspek kehidupan kita. Hutang “memperlancar” kita memenuhi berbagai kebutuhan. Mulai dari kebutuhan dasar (primer); sandang (pakaian), pangan (makanan), papan (rumah), sampai dengan kebutuhan sekunder bahkan tersier (kemewahan).
Sedemikian merasuknya hutang dalam kehidupan kita, membuat hutang menjadi sesuatu yang lumrah. Bahkan membuat kita tidak lagi mampu memilah yang mana kebutuhan dan yang mana keinginan yang patut dipenuhi dengan menggunakan hutang. Sehingga kita membeli hampir semua hal selama masih bisa berhutang.
Di samping itu, ekonomi modern juga menumbuhkan banyak lembaga yang menawarkan hutang atau kredit. Lembaga ekonomi modern menawarkan hutang dengan syarat yang sangat mudah, proses yang sangat cepat, bahkan tanpa kewajiban menyerahkan jaminan atau agunan. Bahkan di era digital saat ini, kita bisa dengan mudah mendapatkan hutang hanya dengan beberapa klik dari ponsel kita.
Lalu, apakah Anda dan saya termasuk orang yang tidak memiliki hutang?
Apakah kita membeli rumah atau apartemen tempat berteduh bagi keluarga dengan membayarnya secara tunai? Atau sebaliknya menggunakan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau Kredit Pemilikan Apartemen (KPA)?
Bagaimana dengan kendaraan yang kita pakai? Apakah kita membeli motor atau mobil kita secara tunai atau dengan cara kredit atau hutang?
Bagaimana pula dengan dana untuk momen pernikahan kita? Atau dana untuk pendaftaran masuk sekolah atau kuliah anak? Bagaimana dengan dana untuk liburan keluarga? Atau untuk memulai usaha? Apakah salah satu, salah dua, atau semuanya menggunakan tabungan kita sendiri atau sebaliknya menggunakan pinjaman atau hutang?
Jika ada salah satu saja dari hal-hal di atas yang kita penuhi dengan menggunakan hutang, maka kita bukanlah orang yang termasuk dalam kategori orang yang tidak harus memiliki asuransi.
2. Tidak Punya Tanggungan? Tidak Harus Memiliki Asuransi Jiwa!
Ciri yang ke-dua dari orang yang tidak harus memiliki asuransi jiwa adalah orang yang tidak memiliki tanggungan. Yaitu orang yang tidak memiliki orang lain yang menggantungkan hidupnya pada keberadaan atau penghasilan-nya.
Orang yang masuk dalam kategori ini contohnya adalah para lajang yang belum berkeluarga dan hidup sebatang kara karena sudah tidak memiliki lagi orang tua (yatim-piatu) maupun saudara kandung yang harus mereka penuhi kebutuhan hidupnya.
Apakah kita termasuk dalam kategori ini? Atau sebaliknya ada orang lain yang kebutuhannya ikut menjadi tanggungan kita? Mungkin istri, anak-anak, orang tua atau mertua, saudara dekat maupun jauh yang harus kita dukung kebutuhan hidupnya?
Atau adakah fakir miskin atau anak yatim-piatu yang secara rutin Anda kirimi bantuan untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup mereka?
Adakah satu saja dari antara orang-orang tersebut yang sebagian atau seluruh kebutuhannya masuk dalam daftar pengeluaran bulanan kita? Jika jawabannya adalah “iya”, maka kita adalah orang yang masuk dalam kategori orang harus memiliki asuransi.
3. Tidak Sayang Keluarga
Ciri berikutnya dari orang yang tidak harus memiliki asuransi jiwa adalah orang tersebut tidak sayang keluarga atau orang-orang terdekatnya.
Saat kita memiliki tanggungan jiwa seperti anak atau pasangan, orang tua, ataupun anak yatim/piatu dan duafa, tentu kita menginginkan hidup mereka selalu terpenuhi kebutuhan hidupnya. Paling tidak kebutuhan dasarnya.
Kita dapat menunjukkan tanda cinta pada keluarga dengan memiliki polis asuransi jiwa. Dengan memiliki asuransi jiwa, saat kita meninggal dunia, anak, pasangan, orang tua, ataupun anak yatim/piatu dan duafa yang kita tinggalkan tidak akan kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ini terjadi karena dengan memiliki asuransi jiwa, kita menyiapkan “bekal” berupa uang pertanggungan (santunan) dari asuransi jiwa yang akan menjadi hak ahli waris yang kita tunjuk saat kita membeli asuransi jiwa. Ahli waris (anak, pasangan, orang tua, ataupun anak yatim/piatu dan duafa yang kita tinggalkan) bisa menggunakan uang santunan atau uang pertanggungan tersebut sebagai bekal memenuhi kebutuhan dan melanjutkan kehidupan mereka.
Bagaimana dengan Anda dan saya? Apakah kita termasuk orang tidak sayang keluarga, atau sebaliknya?
4. Tidak Bisa Sakit Atau Tertimpa Musibah
Ciri yang ke-empat dari orang yang tidak harus memiliki asuransi adalah orang tersebut tidak bisa sakit atau tertimpa musibah.
Memang kita perlu dan wajib melakukan sebanyak mungkin hal untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari sakit maupun penyakit. Kitapun perlu dan wajib selalu waspada menjaga keselamatan di jalan maupun saat bekerja agar terhindar dari kecelakaan.
Di samping itu kita juga perlu bahkan wajib turut memelihara lingkungan di mana kita tinggal. Ini kita lakukan demi menjaga agar musibah tidak datang menghampiri.
Namun apakah usaha-usaha kita tersebut di atas menjamin 100% kita terhindar dari tertimpa sakit, kecelakaan, ataupun musibah?
Sebagaimana kita alami tahun ini, seluruh dunia diterjang musibah pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 menulari baik orang yang selalu waspada menjaga diri, juga yang kurang waspada. Jutaan orang telah menjadi korban di seluruh dunia hanya dalam hitungan bulan.
Bagaimana dengan Anda dan saya? Apakah kita juga bisa tertular? Apakah kita bisa sakit atau tertimpa musibah? Kita tentu tahu jawabannya.
5. Tidak Akan Tutup Usia? Tidak Harus Memiliki Asuransi Jiwa!
Ciri terakhir dari orang yang tidak harus memiliki asuransi jiwa adalah jika orang tersebut tidak bisa mati.
Tidak ada orang yang tidak mati. Itulah sebabnya kita sebagai manusia melakukan beraneka bentuk ritual ataupun ibadah keagamaan. Itu adalah ekspresi keyakinan kita bahwa suatu saat nanti hidup kita di dunia ini pasti berakhir. Masalahnya, tidak seorangpun yang tahu kapan dirinya mati!
Misteri kematian tidak hanya terletak pada apa yang terjadi setelah kematian, tapi juga kapan kematian akan “menjemput” seseorang. Sehingga banyak dari antara kita yang sepakat bahwa kematian adalah “misteri Illahi”.
Lalu pertanyaannya, apakah kita harus memiliki asuransi jiwa jika kita bisa mati? Kita semua tentu tahu jawabannya.
Karena kita bisa mati kapan saja bahkan saat kita masih dalam usia produktif, maka kita termasuk orang yang perlu memiliki asuransi. Meskipun kita tidak memiliki hutang, atau tidak memiliki tanggungan, atau tidak sayang keluarga, atau bahkan tidak bisa mati!
Saat mengalami musibah kecelakaan, bencana alam, atau sakit berat, santunan asuransi dapat menjadi “bamper” hilangnya kemampuan kita dalam memenuhi kebutuhan diri sendiri
Apakah Semua Orang Harus Memiliki Asuransi Jiwa?
Lalu apakah semua orang harus memiliki asuransi jiwa?
Jawab-nya kembali pada 5 ciri yang telah dijabarkan di atas.
Jika kita memiliki semua ciri tersebut di atas, tentulah kita termasuk kategori orang yang tidak butuh asuransi. Namun jika kita punya satu saja dari kelima ciri-ciri tersebut, maka kita termasuk orang yang harus memiliki asuransi.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua. Kita dapat membagikannya juga kepada teman maupun kerabat karena berbagi itu indah!